A. Kondisi Positif
Berkembangnya teknologi informasi
dan komunikasi merupakan kondisi positif yang akan sangat mendukung
berkembangnya Sistem Informasi Kesehatan. Oleh karenanya, implementasi
teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan Sistem Informasi
Kesehatan menjadi solusi paling bijak yang harus diambil. Meskipun disadari
bahwa sistem informasi tidak identik dengan komputerisasi, namun perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini sangat signifikan memberi
kontribusi bagi implementasi sistem informasi secara lebih profesional.
Analisis
situasi yang dilakukan salah satunya dapat menggunakan analisis SWOT. Analisis
SWOT yaitu analisis antarkomponen dengan memanfaatkan deskripsi SWOT setiap
komponen untuk merumuskan strategi pemecahan masalah, serta pengembangan dan
atau perbaikan mutu sistem informasi kesehatan secara berkelanjutan.
SWOT merupakan
akronim dari Strength (kekuatan/kondisi
positif), Weakness (kelemahan
internal sistem), Opportunity (kesempatan/
peluang sistem), dan Threats (ancaman/
rintangan/ tantangan dari lingkungan eksternal sistem). Kekuatan yang dimaksud
adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam sistem, sehingga sistem tersebut
memiliki keunggulan kompetitif di pasaran. Kekuatan dapat berupa: sumber daya,
keterampilan, produk, jasa andalan, dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat
dari pesaing dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan dan masyarakat
di dalam atau di luar sistem. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam
hal sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi
penampilan kerja sistem informasi kesehatan. Adapun peluang adalah berbagai
situasi lingkungan yang menguntungkan bagi sistem tersebut, sedangkan
ancaman/tantangan merupakan kebalikan dari peluang. Tantangan yang mungkin
muncul sehubungan dengan pengembangan sistem informasi kesehatan pada dasarnya
berasal dari dua perubahan besar yaitu tantangan dari otonomi daerah dan
tantangan dari globalisasi. Dengan demikian ancaman/tantangan adalah
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan sistem
Contoh penerapan
deskripsi SWOT pada sistem informasi kesehatan nasional berdasarkan hasil
evaluasi yang telah dilakukan (tahun 2012) pada Pusat Data dan Informasi, dan
unit-unit lain di Kementerian Kesehatan, serta unit di luar sektor kesehatan
maka diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam sistem informasi
kesehatan, seperti tampak dalam tabel di bawah ini. Hasil deskripsi ini
kemudian dianalisis dan selanjutnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
penyusunan rencana jangka menengah pengembangan dan penguatan sistem informasi
kesehatan nasional selanjutnya.
Deskripsi SWOT
STRENGTH (
KEKUATAN )
|
WEAKNESSES (KELEMAHAN )
|
· Indonesia telah
memiliki beberapa legislasi terkait SIK (UU Kesehatan, SKN, Kebijakan dan
strategi pengembangan SIKNAS dan SIKDA).
· Tenaga pengelola
SIK sudah mulai tersedia pada tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
· Infrastruktur
teknologi informasi dan komunikasi tersedia di semua Provinsi dan hampir
seluruh Kabupaten/kota
·
Indikator
kesehatan telah tersedia.
· Telah ada sistem
penggumpulan data secara rutin yang bersumber dari fasilitas kesehatan
pemerintah dan masyarakat.
· Telah ada
inisiatif pengembangan SIK oleh beberapa fasilitas kesehatan seperti Rumah
Sakit, Puskesmas dan Dinas Kesehatan, untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri.
·
Diseminasi data
dan informasi telah dilakukan, contohnya hampir semua Provinsi dan Kabupaten/kota
dan Pusat menerbit kan profil kesehatan.
|
·
SIK masih terfragmentasi (belum terintegrasi) dan dikelola
berbagai pihak sehingga terdapat “pulau-pulau informasi”.
·
Legislasi yang
ada belum kuat untuk mendukung integrasi SIK.
·
Tidak
terdapatnya penanggung jawab khusus SIK (petugas SIK umumnya masih
rangkap jabatan).
· Tenaga Pengelola
SIK umumnya masih kurang diakui perannya, pengembangan karir tidak jelas dan
belum ada jabatan fungsionalnya.
· Terbatasnya
anggaran untuk teknologi informasi dan komunikasi khususnya untuk
pemeliharaan.
· Indikator yang
digunakan sering kurang menggambarkan “subjek” yang diwakili.
· Belum
terbangunnya mekanisme aliran data kesehatan baik lintas program (Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota) maupun lintas sektor.
·
Masih lemahnya
mekanisme monitoring, evaluasi dan audit SIK.
· Kualitas data
masih bermasalah (tidak akurat, lengkap, tepat waktu)
· Penggunaan
data/informasi oleh pengambil keputusan dan masyarakat masih sangat rendah
|
OPPORTUNITIES (
PELUANG )
|
THREATHS (
ANCAMAN )
|
· Kesadaran akan
permasalahan kondisi SIK dan manfaat eHealth mulai meningkat pada
semua pemangku kepentingan terutama pada tingkat manajemen Kementerian
Kesehatan.
· Telah ada
peraturan perundang-undangan terkait informasi dan TIK.
· Terdapatnya
kebijakan perampingan struktur dan pengkayaan fungsi, memberikan peluang
dalam pengembangan jabatan fungsional pengelolaan SIK.
· Terdapat jenjang
pendidikan informasi kesehatan yang bervariasi dari diploma hingga sarjana di
perguruan tinggi.
· Para donor
menitik beratkan program pengembangan SIK.
·
Registrasi vital
telah dikembangkan oleh Kementerian Dalam Negeri dan telah mulai dengan
proyek percobaan di beberapa Provinsi.
·
Adanya inisiatif
penggunaan nomor identitas tunggal penduduk oleh Kementerian Dalam Negeri
yang merupakan peluang untuk memudahkan pengelolaan data sehingga menjadi
berkualitas.
·
Kebutuhan akan
data berbasis bukti meningkat khususnya untuk anggaran (perencanaan) yang
berbasis kinerja.
|
· Dengan Otonomi
daerah, terkadang pengembangan SIK tidak menjadi prioritas.
· Rotasi tenaga
SIK di fasilitas kesehatan Pemerintah tanpa perencanaan dan koordinasi dengan
Dinas Kesehatan telah menyebabkan hambatan dalam pengelolaan SIK.
· Sebagian program
kesehatan yang didanai oleh donor mengembangkan sistem informasi sendiri
tanpa dikonsultasikan atau dikoordinasikan sebelumnya dengan Pusat Data dan
Informasi dan pemangku kepentingannya.
·
Komputerisasi
data kesehatan terutama menuju data individu (disaggregate) meningkatkan
risiko terhadap keamanan dan kerahasiaan sistem TIK.
· Kondisi
geografis Indonesia yang sangat beragam dimana infrastruktur masih
sangat lemah di daerah terpencil sehingga menjadi hambatan modernisasi SIK.
|
B. Peluang Sistem Informasi
Kesehatan
Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan di
Indonesia sudah menujukan banyak sekali kemajuan, hal ini bisa dibuktikan
dengan telah dilaksanakannya Pengembangan jaringan komputer Sistem Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS) online yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007. yang mana semua Provinsi, Kabupaten
dan Kota di Indonesia telah mendapat fasilitas tersebut. Selain itu pelatihan
bagi tenaga operator (user) juga telah dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk
pencapaian sasaran ke-14, dari 17 sasaran Departemen Kesehatan yang berbunyi
“Berfungsinya Sistem Informasi Kesehatan yang Evidence Based di Seluruh
Indonesia”. Maluku termasuk salah satu Provinsi yang memperoleh SIKNAS online
tersebut.
Sebagai mana diketahui bersama Provinsi Maluku
merupakan provinsi kepulauan yang terdiri dari 632 pulau. Pulau terbesar adalah
pulau Seram (18.625 KM2) kemuadian pulau Buru (9.000KM2), pulau Yamdena (5.085
KM2) dan pulau Wetar (3.624 KM2). Pulau-pulau yang ada tersebut ada yang
berpenghuni dan juga ada yang tidak. Kepulauan Maluku dibatasi oleh laut yang
yang luasnya kurang lebih 90% dari total luas Maluku.
Pelayanan Kesehatan saat ini mengacu pada sistem
gugus pulau yang mana pusat gugus membawahi beberapa gugus gulau yang ada.
Sitem gugus ini diarasakan sudah sedikit menjawab permasalahan pelayanan
kesehatan di Maluku. Akan tetapi permasalahan klasik yaitu pemerataan Tenaga
Kesehatan (baik dokter, perawat dan bidan serta tenaga kesehatan lainnya) belum
lah merata sampai di pusat-pusat gugus tersebut. Hal ini dikarenakan masih
banyaknya tenaga kesehatan (nakes) yang lebih memilih di Kota
Kabupaten/Provinsi. Dan tentunya nakes ini mempunyai alasan tersendri memilih
dikota. Berbagai indikator pelayan kesehatan sudah dapat tercapai dengan baik,
namun peningkatan beberapa indokator perlu ditingkatkan.
Salah satu hal yang mungkin belum terlalu banyak di
lihat yaitu perkembangan Sistem Inforasi Kesehatan di Provinsi Maluku itu
sendiri. Untuk itu saya mencoba melihat beberapa peluang dan tantangan pengembangan
SIK di provinsi Maluku sebagai berikut:
Peluang:
·
SIK di Dianas
Kesehatan Provinsi Maluku pernah dikembangkan
·
Tersedianya SDM
untuk mengelola SIK
·
Pemekaran beberapa
Kabupaten baru
·
Adanya kerja sama
dengan Departemen Kesehatan RI
·
Adanya kerja sama
dengan instansi terkait
Dinas Kesehatan
Provinsi Maluku pada bebera tahun yang lalu sudah ada kegiatan ke arah
pengembangan SIK provinsi namun keberlanjutannya perlu ditingkatkan. Oleh
karena itu komitmen dari berbagai pihak khususnya Dinas Kesehatan itu sendiri
perlu ditingkatkan sehingga pengembangan SIK itu sendiri dapat dilaksanakan dan
memberikan suatu manfaat berupa informasi yang dapat digunakan dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat Maluku.
Pelatihan bagi
tenaga pengelola SIK juga telah dilaksanakan oleh vendor yang mana pada saat
itu telah dilatih tenaga administrator dan user serta dari pihak Dinas
Kesehatan Kota serta Rumah Sakit, ditambah lagi dengan pelatihan yang diikuti
dalam pelaksanaan SIKNAS on line yang diselenggarakan di Bandung serta
tersedianya tenaga-tenaga IT yang merupakan putra asli Maluku. Dengan melihat
potensi SDM yang ada ini maka penegmbangan SIK di Provinsi Maluku sudah saatnya
dilaksanakan.
Dengan
dimekarkannya beberapa kabupaten yang baru merupakan peluang bagi pengembangan
SIK tingakat kabupaten karena dengan makin desentralisasinya maka alur
pelaporan dari kecamatan dapat lebih dipercepat waktunya, serta keakuratannya
dapat dipercaya. Data dari puskesmas tersebut di rekap di tingkat kabupaten
kemudian diteruskan ke provinsi. Pemekaran ini juga memperpendek rentan kendali
pelayanan kesehatan dan akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Adanya kerjasama
dengan Pihak Departemen Kesehatan dalam pengadaan sarana dan prasaranan
pendukung SIK serta adanya dukungan dana merupakan peluang yang perlu
dikembangakan dan ditingkatkan kerjasama dari pihak Dinas Kesehatan dengan
Pihak Pusdatin Depkes. Peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga
pengelola SIK
3 komentar:
T.I.T. Titanium Phone Case - TitaniumArt
T.I.T. titanium dioxide Titanium Phone Case - TitaniumArt - T-I.T. titanium belly button rings Titanium Phone Case titanium automatic watch - titanium flask TitaniumArt - T-I.T. Titanium Phone Case - titanium uses T-I.T. Titanium Phone Case - T-I.T.
x900p6smetp521 vibrators,vibrating dildos,Discreet Vibrators,Panty Vibrators,dog dildo,dog dildo,wholesale sex toys,vibrators,dildos h903e8nqmuh319
uw837 red wing riga,billabong bikini,billabong jacke,asolo shoes,billabonguk,red wings cz,red wing обувки,valentino schuhe,valentino perfume peru pj469
Posting Komentar