A. Konsep Dasar Sistem
Konsep dasar sistem ada dua pendekatan yaitu penekanan
pada prosedurnya dan penekanan pada komponennya.
·
Definisi sistem yang lebih menekankan pada prosedur
adalah :
Ø Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Ø Suatu prosedur adalah
: suatu urut-urutan operasi klerikal
(tulis-menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih
departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari
transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.
·
Definisi lain dari prosedur adalah :
Ø Urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan
instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang
mengerjakannya, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
· Definisi sistem yang lebih menekankan pada
konponen/elemen adalah : kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
· Karakteristik
sistem yaitu :
Mempunyai komponen, batas sistem, lingkungan
luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah/proses, dan sasaran atau
tujuan.
·
Klasifikasi sistem dari beberapa sudut pandang
sebagai berikut :
a. Sistem
abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran
atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu
sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhan.
Sistem fisik merupan sistem yang ada secara fisik misalnya sistem komputer,
sistem akuntansi dan sistem produksi.
b.
Sistem
alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system). Sistem
alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, misalnya sistem
perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh
manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan
mesin disebut dengan human machine system atau ada yang menyebut dengan man
machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan
manusia.
c. Sistem
tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system).
Sistem tertentu beroperasi tertentu dengan tingkah laku yang sudah dapat
diprediksi. Inteaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti,
sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh
dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program
yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya
tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
d. Sistem
tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system). Sistem tertutup
merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan
luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan
dari pihak diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ada, tetapi kenyataan
tidak ada sistem yang benar-benar tertutup yang ada hanyalah relatively closed
system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup)
e. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh oleh
lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk
lingkungan luar atau subsistem yang lainnya, karena sistem sifatnya terbuka dan
tepengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai sistem
pengendalian yang baik. Sistem-sistem yang baik harus dirancang sedemikian
rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja
secara otomatis dan terbuka untuk pengaruh yang baik saja.
![]() |
Sistem Terbuka Dan Sistem Tertutup |
B. Konsep Dasar Informasi
Didalam organisasi sangat penting dalam mengelola
sumberdaya-sumberdaya utama seperti buruh, dan bahan mentah, tapi saat ini informasi
juga merupakan sumberdaya yang tidak kalah pentingnya harus dikelola. Para
pembuat keputusan memahami bahwa informasi tidak hanya sekedar produk sampingan
bisnis yang sedang berjalan, namun juga sebagai bahan pengisi bisnis dan
menjadi faktor kritis dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu usaha.
Definisi informasi adalah : Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data adalah : kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian–kejadian dan kesatuan yang nyata. Atau data adalah : representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pelanggan), hewan, peristiwa, konsep, keadaan dll, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.
Siklus informasi : Data yang masih merupakan bahan mentah yang harus diolah untuk menghasilkan informasi melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut model pengolahan data atau dikenal dengan siklus pengolahan data (siklus informasi).
Definisi informasi adalah : Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data adalah : kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian–kejadian dan kesatuan yang nyata. Atau data adalah : representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pelanggan), hewan, peristiwa, konsep, keadaan dll, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.
Siklus informasi : Data yang masih merupakan bahan mentah yang harus diolah untuk menghasilkan informasi melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut model pengolahan data atau dikenal dengan siklus pengolahan data (siklus informasi).
·
Kebutuhan informasi didasarkan pada :
1. kegiatan bisnis yang semakin komplek.
2. Kemampuan komputer yang semakin meningkat.
3. Output komputer berupa informasi dapat
digunakan oleh manager, non manager ataupun perorangan dalam suatu perusahaan.
·
Kualistas informasi tergantung pada tiga hal yaitu :
a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Akurat juga berarti
informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Dalam prakteknya, mungkin dalam
penyampaian suatu informasi banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah
atau merusak isi dari informasi tersebut. Komponen akurat meliputi :
o
Completeness,
berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan
yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian akan
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
o
Correctness,
berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kebenaran.
o
Security,
berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki keamanan.
b. Tepat waktu, informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab informasi
yang usang (terlambat) tidak mempunyai niali yang baik, sehingga bila digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal. Saat ini
mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat,
sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah
dan mengirimkannya.
c. Relevan, informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi
informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya
informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan
perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada
ahli teknik perusahaan.
d. Ekonomis, informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak
dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang tetapi dapat
ditaksir nilai efektivitasnya.
C. Konsep Dasar Kesehatan
Sehat
adalah keadaan dimana segala sesuatu berjalan dengan normal sebagai mana
mestinya sesuai dengan fungsinya. Sedangkan menurut WHO sehat adalah keadaan
sempurna baik fisik mental dan sosial tidak hanya bebas dari sakit ataupun
kelemahan. Pengertian sehat menurut WHO tidak hanya mengenai tubuh/badan saja,
melainkan arti sehat secara paripurna. Sehat menurut WHO meliputi 4 komponen
utama yang membentuk positif health
yaitu: Sehat Jasmani, Sehat rohani, Sehat Spiritual dan Kesejahteraan social
Kesehatan adalah sejahteranya seseorang dari segi badan
atau fisik, mental, dan sosial sehingga ia dapat hidup dengan sejahtera baik di
lingkungan sosial maupun secara ekonomis.
Ruang lingkup kesehatan
masyarakat terdiri dari :
a. Epidemiologi
b.
Biostatistik
c.
Kesehatan Lingkungan
d.
Pendidikan Kesehatan dan Perilaku
e.
Administrasi Kesehatan Masyarakat
f.
Gizi Masyarakat
g.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
h.
Kesehatan Reproduksi masyarakat
i.
Sistem Informasi Kesehatan
D. Konsep Dasar Sistem Informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi
manajemen di dalam pengambilan keputusan.
a.
Definisi sistem informasi
suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi
dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan
yang diperlukan. sistem informasi
adalah kerangka
kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia dan komputer) untuk mengubah
masukan (input) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran-sasaran
perusahaan.
b.
Komponen Sistem Informasi
Komponen
sistem informasi yang disebut blok bangunan yaitu :
1.
Blok masukan
mewakili data yang masuk ke dalam sistem
informasi, termasuk metode dan media untuk memperoleh data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.
2.
Blok model
terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan
model matematik yang akan memanipulasi/mentranspormasi data masukan dan data
yang tersimpan dalam basis data untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3.
Blok keluaran
produk dari sistem informasi adalah keluaran
berupa informasi yang berkualitas.
4.
Blok teknologi
merupakan kotak alat (tool-box) dalam sistem
informasi. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama yaitu teknisi(brainware),
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).
5.
Blok basis data
merupakan kumpulan dari file data yang saling
berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar dapat diakses dengan mudah
dan cepat.
6.
Blok kendali
Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan
untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau
bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi.
c.
Jenis-jenis Sistem Informasi
Sistem
informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada
kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
1.
Transaction
Processing Systems (TPS)
TPS
adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses
data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan
inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi
bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data yang dihasilkan oleh TPS
dapat dilihat atau digunakan oleh manajer.
2.
Office
Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS)
OAS dan
KWS bekerja pada level knowledge. OAS mendukung pekerja data, yang biasanya
tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi
sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan
cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi
dan kadang-kadang diluar organisasi. Aspek-aspek OAS seperti word processing,
spreadsheets, electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice mail, email
dan video conferencing. KWS
mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan
membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka
mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
3.
Sistem
Informasi Manajemen (SIM)
SIM
tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional
yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan.
SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga
dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah
terkomputerisasi (basis data).
4.
Decision
Support Systems (DSS)
DSS
hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS
bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan
diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif
pembuat keputusan.
5.
Sistem
Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI)
AI
dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua
cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan
menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan
logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk
menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli
(juga disebut knowledge-based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan
pengetahuan Seorang
ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda
dengan DSS, DSS meningalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan
sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus. Komponen
dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang
menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa
terstruktur dan anatarmuka pengguna.
6.
Group
Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work Systems
(CSCW)
Bila
kelompok, perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur
dan tak terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu solusi.
GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah
dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan
skenario. Kadang-kadang GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung
perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui
komputer yang terhubung dengan jaringan.
7.
Executive
Support Systems (ESS)
ESS
tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu
eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan
grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses
seperti kantor.
1. Sistem
reservasi penerbangan, digunakan dalam biro perjalanan untuk melayani
pemesanan/pembelian tiket.
2. Sistem
POS (Point Of Sale) yang diterapkan di pasar swalayan dengan dukungan barcode
reader untuk mempercepat pemasukan data.
3.
Sistem
layanan akademis yang memungkinkan mahasiswa memperoleh data akademis dan
mendaftar mata kuliah yang diambil pada tiap semester.
4. Sistem
penjualan secara kredit agar dapat memantau hutang pelanggan yang jatuh tempo.
5. Sistem
smart card yang dapat digunakan tenaga medis untuk mengetahui riwayat penyakit
pasien.
e.
Kemampuan utama sistem Informasi
1.
melaksanakan
komputasi numerik, bervolume besar dan dengan kecepatan tinggi.
2.
menyediakan
kominukasi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah.
3.
menyimpan
informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah
diakses.
4. memungkinkan
pengaksesan informasi yang sangat banyak diseluruh dunia dengan cepat dan
murah.
5. meningkatkan
efektifitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam kelompok dalam suatu
tempat atau beberapa lokasi.
6. mengotomatisasikan
proses-proses bisnis dan tugas-tugas yang dikerjakan secara manual.
7.
mempercepat
pengetikan dan penyuntingan.
8.
pembiayaan
yang lebih murah daripada pengerjaan secara manual.
E. Konsep Dasar Sistem Informasi Kesehatan
a.
Pengertian
Sistem
informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh tingkat pemerintah secara
sistematis dalam rangka penyelengggaraan
pelayanan kepada masyarakat.
Parturan
perundangundangan yang
menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan
dan strategi desentralisasi bidang
kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.
Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang menejemen kesehatan, tidak
memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan
dengan sistem informasi nasional.
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan termasuk dalam salah satu dari 6
“building block” atau komponen
utama dalam sistem kesehatan di suatu negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan
tersebut adalah:
1. Service
delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical
product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi
kesehatan)
3. Health
worksforce (tenaga medis)
4. Health
system financing (system pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem
informasi kesehatan)
6. Leadership
and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu.
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu.
Dalam pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan agar
setiap Sistem Informasi kesehatan berjalan dengan baik dan yang lebih
terpenting menggunakan teknologi komputer dalam mengimplementasikan Sistem
Informasi Berbasis Komputer (Computer
Based Information System). Sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua
jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya
data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat
disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana
dengan baik.
Sistem informasi kesehatan
memberikan dukungan informasi kepada proses pengambilan keputusan di semua
tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Dengan demikian, sistem informasi
kesehatan harus sesuai dengan struktur manajemen kesehatan dan sistem kesehatan
agar sistem informasi kesehatan yang selama ini belum terlaksana dengan baik
dapat diubah menjadi alat manajemen yang efektif.
b.
Tujuan
Suatu sistem informasi kesehatan sangat
penting untuk:
1. Penyusunan kebijakan kesehatan dan rencana
kesehatan, terutama dalam hubungannya dengan pengalokasian sumber daya
kesehatan.
2.
Pemantauan pelayanan dan program kesehatan
3.
Penilaian dampak dalam perbaikan status kesehatan
dan pemerataannya.
Melalui
hasil pengembangan sistem informasi maka diharapkan dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1. Perangkat
lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah
daerah.
2. Dengan
menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan
lain.
3. Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan penggunaan Local
Area Network di dalam kluster
unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan
swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
4.
Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini
akan mengembangkan
kemampuan dalam teknologi informasi video,
suara, dan data nirkabel universal
di dalam Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi
pemerintah daerah.
5.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat
penyimpanan data dan informasi yang
menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif.
6.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menanalisis, memahami, menyebarluaskan dan
mempertukarkan secara elektronis
data/informasi bagi seluruh stakeholders
7. Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain agar data kesehatan dan
kedokteran dapat dimanfaatkan
secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga
kepuasan pengguna dapat dicapai
sebaik-baiknya
8. Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem informasi
mulai dari rekrutmen, penempatan,
pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9. Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi pengembangan dan pencarian dana
bersumber masyarakat yang berkaitan
dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan,
kegiatan, produk, pelayanan organisasi,
untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang
dapat ditemukan.
c. Ruang Lingkup
Sistem Informasi Kesehatan
Ruang
lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen
pasien (front office management). Lingkup ini antara lain sebagai berikut:
1. Registrasi
Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian maupun pembuatan statistik
dari pasien masuk sampai keluar.
Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2. Rawat
Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi,
KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi
dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul
ini juga mencatat diagnose dan
tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
3. Rawat
Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter, hubungan dengan
poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang
Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT
Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5. Penagihan
dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis
(laboratorium, radiologi, rehab
medik), baik secara langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat
transaksi harian pasien (laboratorium,
obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi,
yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
d.
Jenis-jenis Sistem Informasi Kesehatan
Dalam perkembangannya sistim informasi kesehatan dapat dikelompokkan
menjadi dua (berdasarkan pada karakteristik integrasi sistim informasi), yaitu:
o Sistem informasi yang
mempunyai derajat integritas internal yang tinggi
Ø Sistim informasi rekam
medis elektronik
Ø Sistim informasi manajemen
dokumen
Ø Sistim informasi farmasi
Ø Sistim informasi geografis
Ø Sistim pendukung
pengambilan keputusan kesehatan
Ø Sistim informasi eksekutif
Ø Data warehouse dan
datamining
o Sistem informasi yang
mempunyai derajat integrasi eksternal yang tinggi
Ø Telemedicine
Ø Internet, intranet,
ekstranet
Ø Sistem informasi kesehatan
publik.
e.
Model
Sistem Informasi Kesehatan (Sik) Nasional
Penguatan
SIK dilakukan dengan mengembangkan model SIK nasional yaitu SIK yang
terintegrasi. SIK yang terintegrasi adalah sistem informasi yang menyediakan
mekanisme saling hubung antar sub sistem informasi dengan berbagai cara yang
sesuai. Dengan demikian data dari satu sistem secara rutin dapat mengalir,
menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem yang lain.
Integrasi
mencakup sistem secara teknis (sistem yang bisa berkomunikasi antar satu sama
lain) dan konten (data set yang sama). Bentuk fisik dari SIK terintegrasi
adalah sebuah aplikasi sistem informasi yang dihubungkan dengan aplikasi lain
(aplikasi sistem informasi puskesmas, aplikasi sistem informasi rumah sakit,
dan aplikasi lainnya) sehingga secara interoperable terjadi pertukaran
data antar aplikasi.
Bila
digambarkan model SIK yang terintegrasi adalah seperti gambar di bawah ini.
Pada model ini terdapat 7 komponen yang saling terhubung dan saling terkait,
yaitu :
1.
Sumber
Data Manual
Merupakan
kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang masih dilakukan secara manual
atau secara komputerisasi offline. Model SIK Nasional yang memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi masih tetap dapat menampung SIK
Manual untuk fasilitas kesehatan yang masih mempunyai keterbatasan
infrastruktur (antara lain, pasokan listrik dan peralatan komputer serta
jaringan internet). Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem
manual akan melakukan pencatatan, penyimpanan dan pelaporan berbasis kertas.
Laporan
dikirimkan dalam bentuk hardcopy (kertas) berupa data rekapan/agregat
ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan
komputerisasi offline, laporan dikirim dalam bentuk softcopy berupa
data individual ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Bagi petugas kesehatan yang
termasuk dalam jejaring Puskesmas yang belum komputerisasi, laporan dikirim
dalam bentuk data rekapan/agregat sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Sedangkan bagi yang sudah komputerisasi offline, laporan dikirim dalam
bentuk softcopy untuk dilakukan penggabungan data di Puskesmas.
2. Sumber
Data Komputerisasi
Merupakan kegiatan pengumpulan data dari
sumber data yang sudah dilakukan secara komputerisasi online. Pada fasilitas
pelayanan kesehatan dengan komputerisasi online, data individual
langsung dikirim ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam format yang telah
ditentukan. Selain itu juga akan dikembangkan program mobile health (mHealth)
yang dapat langsung terhubung ke sistem informasi Puskesmas (aplikasi SIKDA
Generik).
3. Sistem
Informasi Dinas Kesehatan
Merupakan sistem informasi kesehatan yang
dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten/kota dan provinsi. Laporan yang
masuk ke dinas kesehatan kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan (kecuali
milik pemerintah provinsi dan pemerintah pusat) dapat berupa laporan softcopy
dan laporan hardcopy. Laporan hardcopy dientri ke dalam
aplikasi SIKDA generik. Laporan softcopy diimpor ke dalam aplikasi SIKDA
Generik, selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan
Nasional. Dinas kesehatan provinsi melakukan hal yang sama dengan dinas
kesehatan kabupaten/kota untuk laporan dari fasilitas kesehatan milik provinsi.
4. Sistem
Informasi Pemangku Kepentingan
Merupakan sistem informasi yang dikelola oleh
pemangku kepentingan terkait kesehatan. Mekanisme pertukaran data terkait
kesehatan dengan pemangku kepentingan di semua tingkatan dilakukan dengan
mekanisme yang disepakati.
5. Bank
Data Kesehatan Nasional
Bank data kesehatan nasional selanjutnya akan
mencakup semua data kesehatan dari sumber data (fasilitas kesehatan), oleh
karena itu unit-unit program tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data
langsung ke sumber data.
6. Penggunaan
Data oleh Kementerian Kesehatan
Data kesehatan yang sudah diterima di bank
data kesehatan nasional dapat dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di
Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta Dinas Kesehatan dan UPTP/D-nya.
7. Pengguna
Data
Semua pemangku kepentingan yang tidak/belum
memiliki sistem informasi sendiri serta masyarakat yang membutuhkan informasi
kesehatan dapat mengakses informasi yang diperlukan dari Bank Data Kesehatan
Nasional melalui website Kementerian Kesehatan.
f. Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
World Health Organization (WHO) menilai bahwa
investasi sistem informasi menuai beberapa keuntungan, antara lain:
o
Membantu pengambil
keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah kesehatan, memantau
perkembangan dan meningkatkannya.
o
Pemberdayaan
individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami serta melakukan
berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
Manfaat adanya sistem informasi kesehatan dalam
suatu fasilitas kesehatan diantaranya:
o memudahkan setiap
pasien untuk melakukan pengobatan di rumah sakit.
o memudahkan rumah
sakit untuk mendaftar setiap pasien yang berobat.
o semua kegiatan di
rumah sakit terkontrol dengan baik / bekerja secara tersturktur.
0 komentar:
Posting Komentar