KAIFA

MY BLOG
AKU FITRA DAN SALAM KENAL !!!!

 

Kamis, 21 September 2017

Kondisi Positif Dan Peluang Sistem Informasi Kesehatan

3 komentar


       A.    Kondisi Positif
             Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merupakan kondisi positif yang akan sangat mendukung berkembangnya Sistem Informasi Kesehatan. Oleh karenanya, implementasi teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan menjadi solusi paling bijak yang harus diambil. Meskipun disadari bahwa sistem informasi tidak identik dengan komputerisasi, namun perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini sangat signifikan memberi kontribusi bagi implementasi sistem informasi secara lebih profesional. 
  Analisis situasi yang dilakukan salah satunya dapat menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT yaitu analisis antarkomponen dengan memanfaatkan deskripsi SWOT setiap komponen untuk merumuskan strategi pemecahan masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu sistem informasi kesehatan secara berkelanjutan.
SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan/kondisi positif), Weakness (kelemahan internal sistem), Opportunity (kesempatan/ peluang sistem), dan  Threats (ancaman/ rintangan/ tantangan dari lingkungan eksternal sistem). Kekuatan yang dimaksud adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam sistem, sehingga sistem tersebut memiliki keunggulan kompetitif di pasaran. Kekuatan dapat berupa: sumber daya, keterampilan, produk, jasa andalan, dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pesaing dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan dan masyarakat di dalam atau di luar sistem. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kerja sistem informasi kesehatan. Adapun peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi sistem tersebut, sedangkan ancaman/tantangan merupakan kebalikan dari peluang. Tantangan yang mungkin muncul sehubungan dengan pengembangan sistem informasi kesehatan pada dasarnya berasal dari dua perubahan besar yaitu tantangan dari otonomi daerah dan tantangan dari globalisasi. Dengan demikian ancaman/tantangan adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan sistem
Contoh penerapan deskripsi SWOT pada sistem informasi kesehatan nasional berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan (tahun 2012) pada Pusat Data dan Informasi, dan unit-unit lain di Kementerian Kesehatan, serta unit di luar sektor kesehatan maka diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam sistem informasi kesehatan, seperti tampak dalam tabel di bawah ini. Hasil deskripsi ini kemudian dianalisis dan selanjutnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana jangka menengah pengembangan dan penguatan sistem informasi kesehatan nasional selanjutnya.


                                           Deskripsi SWOT 
STRENGTH ( KEKUATAN )
WEAKNESSES (KELEMAHAN )
·  Indonesia telah memiliki beberapa legislasi terkait SIK (UU Kesehatan, SKN, Kebijakan dan strategi pengembangan SIKNAS dan SIKDA).
·    Tenaga pengelola SIK sudah mulai tersedia pada tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
·     Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi tersedia di semua Provinsi dan hampir seluruh Kabupaten/kota
·         Indikator kesehatan telah tersedia.
·      Telah ada sistem penggumpulan data secara rutin yang bersumber dari fasilitas kesehatan pemerintah dan masyarakat.
·    Telah ada inisiatif pengembangan SIK oleh beberapa fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas dan Dinas Kesehatan, untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
·         Diseminasi data dan informasi telah dilakukan, contohnya hampir semua Provinsi dan Kabupaten/kota dan Pusat menerbit kan profil kesehatan.
·         SIK masih terfragmentasi (belum terintegrasi) dan dikelola berbagai pihak sehingga terdapat “pulau-pulau informasi”.
·         Legislasi yang ada belum kuat untuk mendukung integrasi SIK.
·         Tidak terdapatnya penanggung jawab khusus SIK (petugas SIK umumnya masih rangkap jabatan).
·   Tenaga Pengelola SIK umumnya masih kurang diakui perannya, pengembangan karir tidak jelas dan belum ada jabatan fungsionalnya.
· Terbatasnya anggaran untuk teknologi informasi dan komunikasi khususnya untuk pemeliharaan.
·    Indikator yang digunakan sering kurang menggambarkan “subjek” yang diwakili.
·   Belum terbangunnya mekanisme aliran data kesehatan baik lintas program (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota) maupun lintas sektor.
·         Masih lemahnya mekanisme monitoring, evaluasi dan audit SIK.
·       Kualitas data masih bermasalah (tidak akurat, lengkap, tepat waktu)
·    Penggunaan data/informasi oleh pengambil keputusan dan masyarakat masih sangat rendah
OPPORTUNITIES ( PELUANG )
THREATHS ( ANCAMAN )
·   Kesadaran akan permasalahan kondisi SIK dan manfaat  eHealth mulai meningkat pada semua pemangku kepentingan terutama pada tingkat manajemen Kementerian Kesehatan.
· Telah ada peraturan perundang-undangan terkait informasi dan TIK.
·       Terdapatnya kebijakan perampingan struktur dan pengkayaan fungsi, memberikan peluang dalam pengembangan jabatan fungsional pengelolaan SIK.
·  Terdapat jenjang pendidikan informasi kesehatan yang bervariasi dari diploma hingga sarjana di perguruan tinggi.
·    Para donor menitik beratkan program pengembangan SIK.
·         Registrasi vital telah dikembangkan oleh Kementerian Dalam Negeri dan telah mulai dengan proyek percobaan di beberapa Provinsi.
·         Adanya inisiatif penggunaan nomor identitas tunggal penduduk oleh Kementerian Dalam Negeri yang merupakan peluang untuk memudahkan pengelolaan data sehingga menjadi berkualitas.
·         Kebutuhan akan data berbasis bukti meningkat khususnya untuk anggaran (perencanaan) yang berbasis kinerja.
· Dengan Otonomi daerah, terkadang pengembangan SIK tidak menjadi prioritas.
·     Rotasi tenaga SIK di fasilitas kesehatan Pemerintah tanpa perencanaan dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan telah menyebabkan hambatan dalam pengelolaan SIK.
·  Sebagian program kesehatan yang didanai oleh donor mengembangkan sistem informasi sendiri tanpa dikonsultasikan atau dikoordinasikan sebelumnya dengan Pusat Data dan Informasi dan pemangku kepentingannya.
·         Komputerisasi data kesehatan terutama menuju data individu (disaggregate) meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaan sistem TIK.
·  Kondisi geografis Indonesia yang sangat beragam dimana infrastruktur masih sangat lemah di daerah terpencil sehingga menjadi hambatan modernisasi SIK.

       B.     Peluang Sistem Informasi Kesehatan
Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia sudah menujukan banyak sekali kemajuan, hal ini bisa dibuktikan dengan telah dilaksanakannya Pengembangan jaringan komputer Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) online yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007. yang mana semua Provinsi, Kabupaten dan Kota di Indonesia telah mendapat fasilitas tersebut. Selain itu pelatihan bagi tenaga operator (user) juga telah dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk pencapaian sasaran ke-14, dari 17 sasaran Departemen Kesehatan yang berbunyi “Berfungsinya Sistem Informasi Kesehatan yang Evidence Based di Seluruh Indonesia”. Maluku termasuk salah satu Provinsi yang memperoleh SIKNAS online tersebut.
Sebagai mana diketahui bersama Provinsi Maluku merupakan provinsi kepulauan yang terdiri dari 632 pulau. Pulau terbesar adalah pulau Seram (18.625 KM2) kemuadian pulau Buru (9.000KM2), pulau Yamdena (5.085 KM2) dan pulau Wetar (3.624 KM2). Pulau-pulau yang ada tersebut ada yang berpenghuni dan juga ada yang tidak. Kepulauan Maluku dibatasi oleh laut yang yang luasnya kurang lebih 90% dari total luas Maluku.
Pelayanan Kesehatan saat ini mengacu pada sistem gugus pulau yang mana pusat gugus membawahi beberapa gugus gulau yang ada. Sitem gugus ini diarasakan sudah sedikit menjawab permasalahan pelayanan kesehatan di Maluku. Akan tetapi permasalahan klasik yaitu pemerataan Tenaga Kesehatan (baik dokter, perawat dan bidan serta tenaga kesehatan lainnya) belum lah merata sampai di pusat-pusat gugus tersebut. Hal ini dikarenakan masih banyaknya tenaga kesehatan (nakes) yang lebih memilih di Kota Kabupaten/Provinsi. Dan tentunya nakes ini mempunyai alasan tersendri memilih dikota. Berbagai indikator pelayan kesehatan sudah dapat tercapai dengan baik, namun peningkatan beberapa indokator perlu ditingkatkan.
Salah satu hal yang mungkin belum terlalu banyak di lihat yaitu perkembangan Sistem Inforasi Kesehatan di Provinsi Maluku itu sendiri. Untuk itu saya mencoba melihat beberapa peluang dan tantangan pengembangan SIK di provinsi Maluku sebagai berikut:
Peluang:
·         SIK di Dianas Kesehatan Provinsi Maluku pernah dikembangkan
·         Tersedianya SDM untuk mengelola SIK
·         Pemekaran beberapa Kabupaten baru
·         Adanya kerja sama dengan Departemen Kesehatan RI
·         Adanya kerja sama dengan instansi terkait
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku pada bebera tahun yang lalu sudah ada kegiatan ke arah pengembangan SIK provinsi namun keberlanjutannya perlu ditingkatkan. Oleh karena itu komitmen dari berbagai pihak khususnya Dinas Kesehatan itu sendiri perlu ditingkatkan sehingga pengembangan SIK itu sendiri dapat dilaksanakan dan memberikan suatu manfaat berupa informasi yang dapat digunakan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat Maluku.
Pelatihan bagi tenaga pengelola SIK juga telah dilaksanakan oleh vendor yang mana pada saat itu telah dilatih tenaga administrator dan user serta dari pihak Dinas Kesehatan Kota serta Rumah Sakit, ditambah lagi dengan pelatihan yang diikuti dalam pelaksanaan SIKNAS on line yang diselenggarakan di Bandung serta tersedianya tenaga-tenaga IT yang merupakan putra asli Maluku. Dengan melihat potensi SDM yang ada ini maka penegmbangan SIK di Provinsi Maluku sudah saatnya dilaksanakan.
Dengan dimekarkannya beberapa kabupaten yang baru merupakan peluang bagi pengembangan SIK tingakat kabupaten karena dengan makin desentralisasinya maka alur pelaporan dari kecamatan dapat lebih dipercepat waktunya, serta keakuratannya dapat dipercaya. Data dari puskesmas tersebut di rekap di tingkat kabupaten kemudian diteruskan ke provinsi. Pemekaran ini juga memperpendek rentan kendali pelayanan kesehatan dan akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Adanya kerjasama dengan Pihak Departemen Kesehatan dalam pengadaan sarana dan prasaranan pendukung SIK serta adanya dukungan dana merupakan peluang yang perlu dikembangakan dan ditingkatkan kerjasama dari pihak Dinas Kesehatan dengan Pihak Pusdatin Depkes. Peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pengelola SIK


3 komentar:

Posting Komentar

 
KAIFA © 2017