A. Konsep Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan
Untuk mengatasi kekurangan dan ketidakkompakan dari
badan kesehatan di Indonesia maka dibentuklah sistem informasi kesehatan. Dalam
melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar
yang harus dipahami oleh para pembuat rancang bangun sistem informasi, yaitu
antara lain :
a. Sistem informasi tidak identik dengan sistem
komputerisasi.
Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung
pada penggunaan teknologi komputer. Sistem informasi yang dimaksud disini
adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Hal-hal yang penting dalam
pemanfaatan teknologi komputer/informasi dalam suatu sistem informasi suatu
organisasi adalah :
1. Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan
informasi.
2. Informasi yang tersedia tidak relevan.
3. Informasi yang ada tidak dimanfaatkan oleh
manajemen.
4. Informasi yang ada tidak tepat waktu.
5. Terlalu banyak informasi.
6. Informasi yang tersedia tidak akurat.
7. Adanya duplikasi data (redundancy).
8. Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak
fleksibel.
b. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem
yang dinamis.
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi
sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena
itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
c. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus
mengikuti siklus hidup sistem.
Sistem informasi memiliki umur layak guna,
maksudnya panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi ditentukan oleh :
1) Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka
kebutuhan informasi juga akan berkembang sedemikian rupa sehingga sistem
informasi yang sekarang digunakan sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan
organisasi tersebut.
2) Perkembangan teknologi informasi yang cepat
menyebabkan perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan untuk
mendukung beroperasinya sistem informasi tidak bisa berfungsi secara efisien
dan efektif. Hal ini disebabkan karena :
· Perangkat keras
yang digunakan sudah tidak diproduksi lagi, karena teknologinya ketinggalan
zaman, sehingga layanan pemeliharaan perangkat keras tidak dapat lagi dilakukan
oleh perusahaan pemasok perangkat keras.
· Perusahaan pembuat
perangkat lunak yang sedang digunakan, sudah mengeluarkan versi baru. Versi
terbaru itu umumnya mempunyai feature yang lebih banyak, melakukan optimasi
proses dari versi sebelumnya dan memanfaatkan feature baru dari perangkat keras
yang juga telah berkembang. Jadi mengingat perkembangan teknologi informasi
yang berlangsung dengan cepat, maka pengguna harus sigap dalam memanfaatkan dan
menggunakan teknologi tersebut.
· Perkembangan
tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi. Suatu sistem informasi yang
baik, akan dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan dari para pengguna, baik
dari sisi : Tingkat pemahaman mengenai teknologi informasi., Kemampuan belajar dari para pengguna. Dan Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan sistem.
d.
Daya guna sistem
informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem informasi itu
sendiri.
Sistem informasi yang terpadu (integrated)
mempunyai daya guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang
terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada di dalam suatu
organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dan harus
dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam
sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk mendapatkan sistem
informasi yang terpadu.
e. Keberhasilan
pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih
untuk pengembangan sistem tersebut.
Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan
sistem sangat bergantung pada besar kecilnya cakupan dan kompleksitas dari
sistem informasi tersebut. Dan ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan di
masa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalan implementasi dan
operasionalisasi sistem informasi.
f. Pengembangan
sistem informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan
secara menyeluruh
Pengembangan sistem informasi harus dilakukan
dengan menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mereka
mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang
mencerminkan semua fungsi yang ada di dalam organisasi. Sebagai pengembang,
sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi
dan sistem yang ada di dalam organisasi tersebut menjadi satu. Pemetaan
fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di dalam
organisasi adalah wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan organisasi. Adapun
penyusunan rancang bangun atau design sistem informasi harus dilakukan secara
menyeluruh, sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral
atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan dan penguatan sistem informasi
kesehatan dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.
Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi.
Pemanfaatan TIK diperlukan untuk mendukung sistem
informasi dalam proses pencatatan data agar dapat meningkatkan akurasi data dan
kecepatan dalam penyediaan data untuk diseminasi informasi dan untuk
meningkatkan efisiensi dalam proses kerja serta memperkuat transparansi.
2.
Keamanan dan
kerahasiaan data.
Sistem informasi yang dikembangkan dapat menjamin
keamanan dan kerahasiaan data. Agar sistem informasi kesehatan terstandar perlu
menyediakan pedoman nasional untuk pengembangan dan pemanfaatan TIK. Sistem informasi kesehatan yang dikembangkan dapat
mengintegrasikan berbagai macam sumber data, termasuk pula dalam pemanfaatan
TIK.
3.
Kemudahan akses.
Data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh
semua pemangku kepentingan.. Data dan informasi
yang dikumpulkan harus dapat ditelusuri lebih dalam secara individual dan
aggregate, sehingga dapat menggambarkan perbedaan gender, status sosial ekonomi
dan wilayah geografi.
4. Etika, integritas dan kualitas.
5. Informasi telah menjadi aset organisasi.
Dalam konsep manajemen modern, informasi telah
menjadi salah satu aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana.
Penggunaan informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu
keunggulan kompetitif, hal tersebut karena keberadaan informasi menentukan
kelancaran dan kualitas proses kerja, dan menjadi ukuran kinerja organisasi
atau perusahaan, serta menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan
atau peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal maupun global. Adapun yang dimaksud dengan Informasi kesehatan
disini adalah informasi yang terdiri dari :
a) Informasi upaya kesehatan.
Untuk informasi ini paling sedikit harus memuat
mengenai informasi penyelenggaraan pencegahan, peningkatan, pengobatan dan
pemulihan kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan
b) Informasi penelitian dan pengembangan kesehatan.
Informasi harus memuat hasil penelitian dan
pengembangan kesehatan dan hak kekayaan intelektual bidang kesehatan.
c) Informasi pembiayaan kesehatan.
Untuk informasi disini paling sedikit harus memuat
informasi mengenai sumber dana, pengalokasian dana dan pembelanjaan.
d) Informasi sumber daya manusia kesehatan.
Informasi disini harus memuat :
Informasi disini harus memuat :
· jenis, jumlah,
kompetensi, kewenangan dan pemerataan sumber daya manusia kesehatan.
· sumber daya untuk
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.
· penyelenggaraan
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.
g. Informasi sediaan farmasi, alat kesehatan dan
makanan.
Informasi ini paling sedikit harus memuat :
Informasi ini paling sedikit harus memuat :
·
Jenis, bentuk,
bahan, jumlah dan khasiat sediaan farmasi.
·
Jenis, bentuk,
jumlah, dan manfaat alat kesehatan.
·
Jenis dan
kandungan makanan.
h.
Informasi
manajemen dan regulasi kesehatan.
Informasi ini paling sedikit harus memuat :
Informasi ini paling sedikit harus memuat :
·
Perencanaan
kesehatan.
· Pembinaan dan
pengawasan kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan
kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan, pemberdayaan masyarakat.
·
Kebijakan
kesehatan dan
·
Produk hukum.
i.
Informasi
pemberdayaan masyarakat.
Meliputi informasi mengenai :
Meliputi informasi mengenai :
· Jenis organisasi
kemasyarakatan yang peduli kesehatan.
· Hasil kegiatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, termasuk penggerakan masyarakat.
j. Penjabaran sistem
sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah dipahami.
Oleh
karena penjabaran sistem informasi cukup luas dan menimbulkan kesulitan, maka
dalam penjabarannya sering digunakan istilah :
·
Sistem
·
Subsistem
·
Modul
·
Submodul
·
Dan Aplikasi
Masing-masing subsistem dapat terdiri atas beberapa
modul, masing-masing modul dapat terdiri dari beberapa submodul dan
masing-masing submodul dapat terdiri dari beberapa aplikasi sesuai dengan
kebutuhan. Struktur hirarki seperti ini sangat memudahkan dari segi pemahaman
maupun penamaan.
B.
Analisis Dan Perancangan Sistem
1.
Analisis sistem
Penguraian dari suatu sistem informasi yang
utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan
dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan,
hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Didalam tahap analisis sistem terdapat
langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu Identify,
Understand, Analyze, Report. Dalam melakukan analisis yang pertama kita lakukan adalah
menganilisis sistem. Dalam tahap analisis sistem ini kita akan melakukan
penelitian tentang sistem lama. Sehingga dari analisis sistem tersebut akan
dapat ditarik kesimpulan yang bisa digunakan sebagai tolak ukur sistem yang
akan dibangun.
2.
Rancangan
Sistem
Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut
ini :
a.
Tahap setelah
analisis dari siklus pengembangan system
b.
Pendefinisian dari
kebutuhan-kebutuhan fungsional
c.
Persiapan untuk
rancang bangun implementasi
d.
Menggambarkan
bagaimana suatu sistem dibentuk
e. Yang dapat berupa
penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan berfungsi
f. Termasuk
menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu system
Tahap perancangan menghasilkan : Laporan
perancangan system, Bagan arus dan tabel keputusan, Deskripsi program,
Prosedur-prosdur operasi, Prosedur-prosdur operasi, Menjalankan manual, Deskripsi file, Prosedur-prosedur
memasukkan data.
3.
Implementasi Sistem
1)
Pemrograman
Setelah melakukan analisis dan
perancangan sistem, programmer melakukan pemrograman yang merupakan aktivitas
membuat program atau sederetan instruksi yang digunakan untuk mengatur program
agar bekerja dan berjalan sesuai dengan maksud dari instruksi yang diketik.
2)
Pengujian Program
Pengujian program bertujuan untuk
menghindari kesalahan yang dibuat. Adapun kesalahan yang mungkin ditemukan pada
proses pengujian program :
Pengujian White Box dan Pengujian Black Box 4.3 Instalansi Program
3)
Instalansi Program
Setelah program selesai dibuat saatnya
dilakuakan instalansi program cara masuk dalam folder Simpus Rawat Inap,
kemudian cari file yang bertuliskan SETUP.exe kemudiandouble click atau enter.
4)
Pengetesan Sistem
Pengujian sistem bertujuan untuk
mengetahui bahwa komponen-komponen sudah berfungsi dengan baik dan untuk
mengetahui kelemahan atau kesalahan sehingga perlu dilakukan perbaikan.
5)
Pelatihan Personil
Tahap pelatihan karyawan mencakup beberapa hal
sebagai berikut:
· Pengenalan tentang
gambaran umum sistem baru yang akan diberlakukan, Pengenalan tersebut
menyangkut apa saja yang baru dalam sistem tersebut, latar belakang
diberlakukan sistem yang baru, perbedaan sistem baru dengan sistem yang lama,
serta kelebihan dan kelemahan sistem baru dengan dibandingkan dengan sistem
yang telah ada.
· Latihan atau
simulasi untuk menjalankan prosedur-prosedur bar yang mungkin diterapkan dalam
sistem misalnya yang menyangkut alur dokumen dalam sistem, personel-personel
yang terkait dalam sistem, tugas dan tanggung jawab masing-masing personel
disertai dengan simulasi menjalankan prosedur-prosedur secara manual
· Latihan meng
operasikan program untuk operator PDE (prngolahan data elektronk) sistem
tersebut. Langkah ini dapat dijalankan setelah program dibuat. Latihan
pengoperasian tersebut mencakup latihan bagaimana melakukan input data,
melakukan proses data, dan cetak atau menampilkan hasil pengolahannya.
· Pelatihan dalam hal
perawatan sistem, disamping diperlukan seorang maintenance khusus terhadap
pemeliharaan program, semua pihak bagian rawat inap dan rekamedik dalam
puskesmas harus terlibat dalam pemeliharaan sistem baik dari sisi pemeliharaan
perangkat elektronik maupun menjaga arus prosedur manual yang diterapkan,untuk
menghindari penyimpangan yang mungkin dapat terjadi baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja.
6)
Konversi Sistem
Konversi sistem terdapat beberapa pendekatan salah
satunya konversi pararel. Konversi paralel diterapkan dengan cara
mengoperasikan sistem lama dengan sistem baru secara bersama-sama pada periode
waktu tertentu. Sistem konversi pararel ini berfungsi untuk meyakinkan kinerja
sistem baru telah beroperasi dengan baik dan sesuai dengan tujuan, sehingga
sistem lama akan dihentikan. Keunggulan sistem ini adalah sistem lama masih
dapat dijalankan jika sistem baru tidak sesuai dengan tujuan. Kelemahan sistem
ini adalah biaya yang harus dikeluarkan lebih banyak karena harus membiayai dua
sistem sekaligus. Adapun konversi sistem yang diterapkan pada Puskesmas Grabag
I Kabupaten Magelang adalah sistem pararel, karena untuk mengantisipasi jika
sistem baru mengalami kendala maka sistem lama masih dapat dioperasikan.
4.
Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan Sistem
wajib dilakukan selama sistem masih beroperasi karena beberapa alasan. Misalnya
mungkin sistem masih menyisakan masalah–masalah yang tidak terdeteksi selama
pengujian sistem. Serta mengantisipasi apabila ada orang jahil menerobos
keamanan sistem yang bisa merugikan instansi. Pemeliharaan itu dibagi menjadi
dua yaitu :
·
Pemeliharaan
Hardware
·
Pemeliharaan
Software
5.
Peningkatan Sistem
Peningkatan sistem meningkatkan pengelolaan data
kesehatan yang meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data, serta
diseminasi informasi. Sehingga Data dan informasi yang tersedia mudah diakses
oleh semua pemangku kepentingan.
0 komentar:
Posting Komentar