KAIFA

MY BLOG
AKU FITRA DAN SALAM KENAL !!!!

 

Rabu, 27 September 2017

Konsep Pengembangan Dan Analisis Perancangan Sistem Informasi Kesehatan

0 komentar
     


      A.    Konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Untuk mengatasi kekurangan dan ketidakkompakan dari badan kesehatan di Indonesia maka dibentuklah sistem informasi kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pembuat rancang bangun sistem informasi, yaitu antara lain  :
a.       Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi.
Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung pada penggunaan teknologi komputer. Sistem informasi yang dimaksud disini adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Hal-hal yang penting dalam pemanfaatan teknologi komputer/informasi dalam suatu sistem informasi suatu organisasi adalah :
1.      Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.
2.      Informasi yang tersedia tidak relevan.
3.      Informasi yang ada tidak dimanfaatkan oleh manajemen.
4.      Informasi yang ada tidak tepat waktu.
5.      Terlalu banyak informasi.
6.      Informasi yang tersedia tidak akurat.
7.      Adanya duplikasi data (redundancy).
8.      Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel.
b.      Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.
       Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
c.       Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem.
          Sistem informasi memiliki umur layak guna, maksudnya panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi ditentukan oleh :
1)     Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan informasi juga akan berkembang sedemikian rupa sehingga sistem informasi yang sekarang digunakan sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan organisasi tersebut.
2)  Perkembangan teknologi informasi yang cepat menyebabkan perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung beroperasinya sistem informasi tidak bisa berfungsi secara efisien dan efektif. Hal ini disebabkan karena :
·  Perangkat keras yang digunakan sudah tidak diproduksi lagi, karena teknologinya ketinggalan zaman, sehingga layanan pemeliharaan perangkat keras tidak dapat lagi dilakukan oleh perusahaan pemasok perangkat keras.
·  Perusahaan pembuat perangkat lunak yang sedang digunakan, sudah mengeluarkan versi baru. Versi terbaru itu umumnya mempunyai feature yang lebih banyak, melakukan optimasi proses dari versi sebelumnya dan memanfaatkan feature baru dari perangkat keras yang juga telah berkembang. Jadi mengingat perkembangan teknologi informasi yang berlangsung dengan cepat, maka pengguna harus sigap dalam memanfaatkan dan menggunakan teknologi tersebut.
·     Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi. Suatu sistem informasi yang baik, akan dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan dari para pengguna, baik dari sisi : Tingkat pemahaman mengenai teknologi informasi., Kemampuan belajar dari para pengguna. Dan Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan sistem.
d.      Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem informasi itu sendiri.
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada di dalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk mendapatkan sistem informasi yang terpadu.
e.     Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut.
             Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung pada besar kecilnya cakupan dan kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Dan ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan di masa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalan implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.
f.   Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh
              Pengembangan sistem informasi harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mereka mengalami kegagalan,  karena struktur organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang ada di dalam organisasi. Sebagai pengembang, sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada di dalam organisasi tersebut menjadi satu. Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di dalam organisasi adalah wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan organisasi. Adapun penyusunan rancang bangun atau design sistem informasi harus dilakukan secara menyeluruh, sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan dan penguatan sistem informasi kesehatan dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.      Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
        Pemanfaatan TIK diperlukan untuk mendukung sistem informasi dalam proses pencatatan data agar dapat meningkatkan akurasi data dan kecepatan dalam penyediaan data untuk diseminasi informasi dan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses kerja serta memperkuat transparansi.
2.      Keamanan dan kerahasiaan data.
        Sistem informasi yang dikembangkan dapat menjamin keamanan dan kerahasiaan data. Agar sistem informasi kesehatan terstandar perlu menyediakan pedoman nasional untuk pengembangan dan pemanfaatan TIK. Sistem informasi kesehatan yang dikembangkan dapat mengintegrasikan berbagai macam sumber data, termasuk pula dalam pemanfaatan TIK.
3.      Kemudahan akses.
         Data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh semua pemangku kepentingan.. Data dan informasi yang dikumpulkan harus dapat ditelusuri lebih dalam secara individual dan aggregate, sehingga dapat menggambarkan perbedaan gender, status sosial ekonomi dan wilayah geografi.
4.      Etika, integritas dan kualitas.
5.      Informasi telah menjadi aset organisasi.
Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penggunaan informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif, hal tersebut karena keberadaan informasi menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja, dan menjadi ukuran kinerja organisasi atau perusahaan, serta menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan atau peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal maupun global. Adapun yang dimaksud dengan Informasi kesehatan disini adalah informasi yang  terdiri dari :
a)      Informasi upaya kesehatan.
Untuk informasi ini paling sedikit harus memuat mengenai informasi penyelenggaraan pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan
b)      Informasi penelitian dan pengembangan kesehatan.
Informasi harus memuat hasil penelitian dan pengembangan kesehatan dan hak kekayaan intelektual bidang kesehatan.
c)      Informasi pembiayaan kesehatan.
      Untuk informasi disini paling sedikit harus memuat informasi mengenai sumber dana, pengalokasian dana dan pembelanjaan.
d)     Informasi sumber daya manusia kesehatan.
       Informasi disini harus memuat :
·    jenis, jumlah, kompetensi, kewenangan dan pemerataan sumber daya manusia kesehatan.
·   sumber daya untuk pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.
·  penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.
g.      Informasi sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.
        Informasi ini paling sedikit harus memuat :
·         Jenis, bentuk, bahan, jumlah dan khasiat sediaan farmasi.
·         Jenis, bentuk, jumlah, dan manfaat alat kesehatan.
·         Jenis dan kandungan makanan.
h.      Informasi manajemen dan regulasi kesehatan.
       Informasi ini paling sedikit harus memuat :
·         Perencanaan kesehatan.
·    Pembinaan dan pengawasan kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, pemberdayaan masyarakat.
·         Kebijakan kesehatan dan
·         Produk hukum.
i.        Informasi pemberdayaan masyarakat.
       Meliputi informasi mengenai :
·       Jenis organisasi kemasyarakatan yang peduli kesehatan.
·      Hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, termasuk penggerakan masyarakat.
j.   Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah dipahami.
     Oleh karena penjabaran sistem informasi cukup luas dan menimbulkan kesulitan, maka dalam penjabarannya sering digunakan istilah :
·         Sistem
·         Subsistem
·         Modul
·         Submodul
·         Dan Aplikasi
Masing-masing subsistem dapat terdiri atas beberapa modul, masing-masing  modul dapat terdiri dari beberapa submodul dan masing-masing submodul dapat terdiri dari beberapa aplikasi sesuai dengan kebutuhan. Struktur hirarki seperti ini sangat memudahkan dari segi pemahaman maupun penamaan.
            B.     Analisis Dan Perancangan Sistem
1.      Analisis sistem
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu Identify, Understand, Analyze, Report. Dalam melakukan analisis yang pertama kita lakukan adalah menganilisis sistem. Dalam tahap analisis sistem ini kita akan melakukan penelitian tentang sistem lama. Sehingga dari analisis sistem tersebut akan dapat ditarik kesimpulan yang bisa digunakan sebagai tolak ukur sistem yang akan dibangun.
2.       Rancangan Sistem
Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut ini :
a.         Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan system
b.        Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
c.         Persiapan untuk rancang bangun implementasi
d.        Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
e.    Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan berfungsi
f. Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu system
Tahap perancangan menghasilkan : Laporan perancangan system, Bagan arus dan tabel keputusan, Deskripsi program, Prosedur-prosdur operasi, Prosedur-prosdur operasi, Menjalankan manual, Deskripsi file, Prosedur-prosedur memasukkan data.
3.      Implementasi Sistem
1)      Pemrograman
    Setelah melakukan analisis dan perancangan sistem, programmer melakukan pemrograman yang merupakan aktivitas membuat program atau sederetan instruksi yang digunakan untuk mengatur program agar bekerja dan berjalan sesuai dengan maksud dari instruksi yang diketik.
2)      Pengujian Program
    Pengujian program bertujuan untuk menghindari kesalahan yang dibuat. Adapun kesalahan yang mungkin ditemukan pada proses pengujian program : Pengujian White Box dan Pengujian Black Box 4.3 Instalansi Program
3)      Instalansi Program
    Setelah program selesai dibuat saatnya dilakuakan instalansi program cara masuk dalam folder Simpus Rawat Inap, kemudian cari file yang bertuliskan SETUP.exe kemudiandouble click atau enter.
4)      Pengetesan Sistem
    Pengujian sistem bertujuan untuk mengetahui bahwa komponen-komponen sudah berfungsi dengan baik dan untuk mengetahui kelemahan atau kesalahan sehingga perlu dilakukan perbaikan.
5)      Pelatihan Personil
Tahap pelatihan karyawan mencakup beberapa hal sebagai berikut:
·   Pengenalan tentang gambaran umum sistem baru yang akan diberlakukan, Pengenalan tersebut menyangkut apa saja yang baru dalam sistem tersebut, latar belakang diberlakukan sistem yang baru, perbedaan sistem baru dengan sistem yang lama, serta kelebihan dan kelemahan sistem baru dengan dibandingkan dengan sistem yang telah ada.
·        Latihan atau simulasi untuk menjalankan prosedur-prosedur bar yang mungkin diterapkan dalam sistem misalnya yang menyangkut alur dokumen dalam sistem, personel-personel yang terkait dalam sistem, tugas dan tanggung jawab masing-masing personel disertai dengan simulasi menjalankan prosedur-prosedur secara manual
·  Latihan meng operasikan program untuk operator PDE (prngolahan data elektronk) sistem tersebut. Langkah ini dapat dijalankan setelah program dibuat. Latihan pengoperasian tersebut mencakup latihan bagaimana melakukan input data, melakukan proses data, dan cetak atau menampilkan hasil pengolahannya.
· Pelatihan dalam hal perawatan sistem, disamping diperlukan seorang maintenance khusus terhadap pemeliharaan program, semua pihak bagian rawat inap dan rekamedik dalam puskesmas harus terlibat dalam pemeliharaan sistem baik dari sisi pemeliharaan perangkat elektronik maupun menjaga arus prosedur manual yang diterapkan,untuk menghindari penyimpangan yang mungkin dapat terjadi baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
6)      Konversi Sistem
Konversi sistem terdapat beberapa pendekatan salah satunya konversi pararel. Konversi paralel diterapkan dengan cara mengoperasikan sistem lama dengan sistem baru secara bersama-sama pada periode waktu tertentu. Sistem konversi pararel ini berfungsi untuk meyakinkan kinerja sistem baru telah beroperasi dengan baik dan sesuai dengan tujuan, sehingga sistem lama akan dihentikan. Keunggulan sistem ini adalah sistem lama masih dapat dijalankan jika sistem baru tidak sesuai dengan tujuan. Kelemahan sistem ini adalah biaya yang harus dikeluarkan lebih banyak karena harus membiayai dua sistem sekaligus. Adapun konversi sistem yang diterapkan pada Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang adalah sistem pararel, karena untuk mengantisipasi jika sistem baru mengalami kendala maka sistem lama masih dapat dioperasikan.
4.      Pemeliharaan Sistem
           Pemeliharaan Sistem wajib dilakukan selama sistem masih beroperasi karena beberapa alasan. Misalnya mungkin sistem masih menyisakan masalah–masalah yang tidak terdeteksi selama pengujian sistem. Serta mengantisipasi apabila ada orang jahil menerobos keamanan sistem yang bisa merugikan instansi. Pemeliharaan itu dibagi menjadi dua yaitu :
·         Pemeliharaan Hardware
·         Pemeliharaan Software
5.      Peningkatan Sistem
Peningkatan sistem meningkatkan pengelolaan data kesehatan yang meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data, serta diseminasi informasi. Sehingga Data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh semua pemangku kepentingan.


0 komentar:

Posting Komentar

 
KAIFA © 2017